Flash News
Diberdayakan oleh Blogger.
Mail Instagram Pinterest RSS
Siapa Romadhon?

Peringati HUT PGRI ke 76, HMPS PPKn Unikama Gelar 'Ngobras'

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 76 Tahun 2021, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar Ngobrol Santai (Ngobras), Jumat Malam (26/11). Kegiatan yang berlansgung melalui Zoom Meeting ini menghadirkan Widya Rahmawati, SH., SPd selaku Kepala SMK Wali Songo Bululawang Malang. Hadir juga narasumber Ginanjar Triyo S, S.Pd, Guru PPKn SMPN Gunungsari 4 Kota Batu. Dan terakhir Bagas Yudhoyono Purwanto Mahasiswa PPKn Unikama angkatan 2018.

Dalam gelaran yang dibuka oleh Sekretaris Prodi PPKn, E. Kukuh W, SH., M.Pd, ia berpesan dalam era digital, kolaborasi menjadi keniscayaan yang tak bisa dihindari, termasuk saudara (peserta, red) sebagai calon guru harus lebih cepat menjawab tantangan dunia pendidikan. “konsep kolaborasi sangat dibutuhkan di era Society 5.0”, ungkap.

Maria Alfiana Amus, Ketua Umum HMPS-PPKn menuturkan, guru merupakan pelita dalam kegelapan, yang memberikan cahayanya untuk menerangi muridnya dalam kegelapan, dan merekalah salah satunya pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan yang mencipatkan muridnya menjadi genearasi yang bisa memberikan kontribusi bagi Nusa dan Bangsa. Lanjut Afi sapaan akrab,  marilah kita sebagai calon Guru bisa menjadi guru yang digugu dan ditiru serta bisa menjadi agen of change bagi peserta didik.

“Ada beberapa kompetensi esensial bagi para guru, khususnya guru efektif di Indonesia di abad 21, salah satunya, guru efektif berangkat dari pemahaman peserta didiknya bukan gelas kosong karena generasi z memiliki aksesibilitas yang lebih baik terhadap sumber belajar digital/online”, papar Romadhon, M.Pd mengawali Keynote Speaker-nya. Lebih detail ia melanjutkan bahwa guru efektif tidak berfokus kepada penyajian fakta dan konten, namun mengarah pengembangan keterampilan belajar peserta didik.

Hal senada juga ditegaskan oleh Widya, Narasumber yang mengusung topik Tips dan Trik Mengajar di Era Milenial. Dalam paparanya, generasi milenial identik dengan generasi yang dekat dengan teknologi, lebih dekat dengan dunia maya, dan memiliki pengetahuan yang tinggi. Kendati demikian, saya sebagai guru terus meng-update hal-hal baru tak terkecuali ilmu pengetahuan dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, imbuh alumni PPKn Unikama angkatan 2004.

Disisi lain, Ginanjar membahas topik Guru: Masihkah Digugu dan Ditiru Di Era Dogital?. Hal ini didasari dari berbagai fenomena yang kerap menimpa dunia pendidikan. Ia menegaskan, sebagai calon guru harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai pedagogis dalam setiap menjalankan tupoksinya. “Sebagai calon guru milenial, penguatan pedagogis wajib dipahami secara utuh agar marwah guru tak tergerus zaman”, tutur Pria asal Banyuwangi.

Sementara Sam Bagas mengupas bagaimana tantangan pemuda di era society 5.0 yang harus berinovasi tinggi dalam melihat berbagai persoalan disekitarnya. Pria yang merupakan anggota BumDes Mitra Taloka Desa Talok mengajak peserta untuk berpikir out of the box agar mampu memberikan kontribusi atas kemajuan desanya, seperti yang ia lakukan di desanya, ajaknya. (mr.dont)

 

 

 

 

 


0 komentar:

Posting Komentar