Flash News
Diberdayakan oleh Blogger.
Mail Instagram Pinterest RSS
Siapa Romadhon?

Dekan FIP Unikama Mengingatkan Pergeseran Peran Guru di Depan Ratusan Peserta Yudisium

 


Era pandemi tak menjadi hambatan bagi perguruan tinggi pada umumnya. Kamis (3/9) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar Yudisium secara virtual melalui Zoom Meeting. Kegiatan yang dipusatkan di Auditorium Multikultural dihadiri pimpinan Fakultas dan Program Studi (Prodi) dilingkungan FIP Unikama. “Untuk peserta Yudisium hari ini diikuti sebanyak 257 peserta melalui Zoom Meeting, sementara 5 terbaik diundang ke Auditorium untuk dilakukan penyematan”, tutur Rina Wijayanti selaku ketua panitia.

Yudisium merupakan pengukuhan kelulusan seorang mahasiswa yang telah memenuhi syarat kelulusan pada suatu program studi. Yudisium merupakan agenda rutin sebagai tanda bahwa mahasiswa telah menyelesaikan pendidikan jenjang Strata 1 (sarjana), dan berhak menyandang gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan).

Dr. Triwahyudianto, M.Si Dekan FIP pada sambutannya menyampaikan selamat dan sukses kepada seluruh peserta yudisium yang telah menyelesaikan studi dengan baik dan penuh kegembiraan. Ia berharap pengukuhan kelulusan ini menjadi bekal untuk menegakkan kebenaran dan kejujuran dengan mengedepan nilai-nilai keberagaman, menjunjung tinggi toleransi sebagaimana jatidiri kampus kita sebagai kampus multikultural yang senantiasa kita banggakan.

Doktor lulusan Universitas Negeri Malang ini juga mengingatkan Era saat ini yang perubahannya sangat cepat membuat kita cepat beradaptasi, terlebih pada dunia pendidikan. Digitalisasi diberbagai bidang memudahkan siswa/peserta didik menggali pengetahuan, belajar ilmu pengetahuan dengan mudah tanpa melibatkan guru ataupun orangtua. Hal ini sangat membantu pemahaman siswa dalam bidang kognitif dan keterampilannya.

“Peran guru di era saat ini berbeda dengan guru pada era sebelumnya, yaitu bergeser kepada fungsi penanaman nilai-nilai etika, karakter, kebijaksanaan, pengalaman, dan empati sosial karena fungsi tersebut tidak mungkin dilakukan oleh mesin”, tegas Mantan Ka. Prodi Pendidikan Geografi.


Disisi lain, lanjutnya, terdapat revolusi peran guru yang semula sebagai sumber belajar atau pemberi pengetahuan kini harus mampu menjadi mentor, fasilitator, motivator, dan inspirator dalam mengembangkan imajinasi, kreativitas, karakter, serta tim kerja pada generasi muda yang dibutuhkan pada masa depan. (Mr. Dont)

0 komentar:

Posting Komentar