Flash News
Diberdayakan oleh Blogger.
Mail Instagram Pinterest RSS
Siapa Romadhon?

Perbedaan itu Menyatukan Kita


Oleh: Yeni Laraswati – 166405010002
(Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2016-Kelas A)


‘Merindukan Purnama Bertahan Walau didalam Duka Bersyukurnyalah Kita Masih Banyak yang Sayangi Kita’
(Kutipan lagu: Judika “Cinta Satukan Kita”)

Secarik lirik di atas menjadi salah satu lagu favorit yang sering saya putar di setiap pagi untuk memulai aktivitas saya, lirik yang sederhana namun memiliki makna tersendiri bagi saya. Seperti yang kita ketahui kehidupan tak akan pernah terkalahkan oleh imajinasi dan emosi kita. Dalam satu waktu terkadang terdapat rasa jengkel ataupun benci, namun apa yang dapat kita lakukan jika kita hidup dalam berbagai ragam perbedaan. Dunia penuh dengan keragaman watak, budaya, agama dan berbagai macam perbedaan lainnya, bahkan di Indonesia pun banyak kita jumpai perbedaan itu sendiri, perlu beribu cara untuk saling memahami satu sama lain. Cinta, seperti lagu di atas memandang beribu makna, bayangkan saja jika kita sama sekali tidak mempunyai rasa ini, bagaimana kita dapat bergabung atau mengerti satu sama lain. Terlalu mudah bagi kita untuk acuh tak acuh terhadap mereka yang dekat dengan kita, namun sangat sukar untuk membuat mereka tak pernah punya rasa kecewa terhadap kita. Namun inilah hidup, rodapun tak akan tetap pada satu tempat, terkadang kebahagiaan itu datang dengan sendirinya dan tidak disangka kebahagiaan itu pergi dan tergantikan oleh sebuah tangisan.

Miris melihat mereka yang sama sekali tak punya rasa syukur atas apa yang mereka raih disetiap detiknya. Padahal Tuhan menyiapkan beribu nikmat dalam setiap hembusan nafasnya. Seperti kita saat ini, terkadang kita lelah dengan arus kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita, padahal pandang mereka yang lebih banyak tangis dibandingkan dengan kita saat ini. Sebenarnya sangat tidak mudah bagi kita untuk tetap tersenyum atau ‘sok’ kuat menghadapi beribu macam peristiwa. Kalau bukan karena kita punya agama tak akan mungkin kita tetap melanjutkan hidup yang terkadang rumit ini. Ya, sekarang kita bahas agama, tidak hanya ada satu agama di dunia ini terutama di Negara kita Indonesia, beribu agama yang kadang membuat kita sedikit tidak terima dan berperasangka bahwa agama kita adalah yang terbaik, namun ini yang diajarkan agama untuk saling menghormati satu sama lain, tidak saling mengolok-olok satu sama lain. Terkadang yang dilakukan para remaja saat ini seperti itu, tawuran antar pelajar, miras, bahkan narkotika, “Apa yang ada dalam fikiran mereka?”. Tuhan masih tetap tersenyum melihat tingkah mereka yang bertingkah seperti layaknya Tuhan. Semena-mena tanpa menghargai hukum yang ada.

Masalah seperti ini, “siapa yang pertama kali disalahkan? Orang tua kah? guru kah? atau teman?”. Dan “siapakah yang bertanggung jawab atas semua ini?”. Tekadang mereka tak pernah berfikir bagaimana tindakan orang tua mereka ketika mendengar atau mengetahui anak mereka sama sekali tidak sama dengan apa yang orang tua inginkan. Dan tekadang mereka juga tak berfikir bagaimana tindakan guru mereka ketika mengetahui muridnya sama sekali tidak bermoral, seperti yang beliau ajarkan, Sakit nggak? mengecewakan, dan tak sesuai harapan.

Cintai siapa yang ada di sekitar kita, meskipun mereka bukan anggota keluarga kita. Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam perbedaan, entah itu agama, budaya, suku dan lain sebagainya seperti yang saya sebutkan di atas. Bangga tidak anda memiliki negara seperti ini? Yang memiliki keragaman suku budaya maupun agama.
“Bhineka Tunggal Ika” sudah saya jumpai mulai dari saya duduk di bangku SMA, di mana dulu perbedaan saya yang sangat di pandang oleh mereka, entah dari mana mereka memandang saya jauh berbeda dari mereka, sedangkan kami ini tidak berbeda budaya atau suku. Tapi, mengapa mereka yang berbeda budaya dengan saya sangat menerima saya dengan baik? Pada saat itu saya mulai bisa berfikir tentang makna sebenarnya Bineka Tunggal Ika itu. Saya pun juga sering sekali menemui makna dari Bineka Tunggal Ika di kampus. Dimana dalam satu lingkungan terdapat berbagai macam perbedaan itu sendiri. Namun, mereka tak pernah membedakan mana yang kaya dan mana yang kurang kaya, atau mana yang pintar dan mana yang kurang pintar, dan mana yang cantik dan mana yang kurang cantik dan lain sebagainya.

Seperti yang saya lakukan saat ini, tersenyum bersama mereka yang saling suka tolong menolong dalam hal kebaikan. Sedih bersama ketika ada teman kami yang mengalami musibah. Inilah arti dari sebuah persatuan yang sama sekali tak memandang kualitas dan kuatintas. Tak mudah menemui makna dari Bhineka Tunggal Ika di zaman sekarang ini. Ketika saya benar-benar tahu bahwa teman- teman saya saat ini sangat berbudi dan sangat menghargai apa yang saya miliki, saat itu juga saya mulai terharu, apa yang telah saya rasakan di saat saya duduk di bangku SMA dulu tidak terulang lagi, dan saya sangat bangga dengan mereka yang bersifat seperti ini, bukan hanya kepada saya, namun kepada yang lainya juga tak peduli siapa mereka, dan dimana mereka di lahirkan, ternyata sangat menyenangkan memiliki kawan yang tak sedikit memiliki senyuman semangat di awal masuk gerbang kampus The Multicultural University.

Di setiap harinya, terdapat tawa, tanpa ada satu pun perbedaan dari kami, meskipun sebenarnya kami sangat sangat dan sangat berbeda, bayangkan saja, dalam satu lingkup kampus, terdapat beribu ribu macam suku yang datang dari berbagai macam pulau, seperti; Kalimantan, NTT, NTB, Sulawesi, Jawa, Madura, dan masih banyak lagi. Berbeda suku namun perbedaan ini sama sekali tidak membuat kami runtuh. Yang saya tahu perbedaan itu menyatukan, dan tidak menghancurkan, seperti judul essay atau curhatan saya di atas.

Bukan hanya sekali saya mendapatkan konflik terhadap mereka yang kurang setuju dengan pendapat yang saya ajukan, namun saya sendiri tak pernah punya rasa benci terhadap mereka. Terkadang mereka juga sering berdebat dengan lain suku, karena suku kami yang berbeda namun tetap menyatu ini. Ketika kita di hadapkan dengan segelintir perbedaan diantara kita, kunci utama adalah toleransi dan kesederajatan. Setelah itu terwujud sebuah integrasi. Melalui integrasi, tidaklah perlu mempermasalahkan kemajemukan sehingga setiap elemen bangsa dapat membangun bangsa ini menjadi bangsa yang hebat dan dikenal sebagai bangsa dengan sikap toleransi yang tinggi. Seperti lagu yang dicantumkan di atas tadi, untuk menunjukan kepada dunia bahwa kita harus saling menghargai, mensyukuri, mencintai apapun yang telah Tuhan berikan kepada kita. Mengeluh adalah sifat wajar makhluk hidup terhadap sesama atau kepada Tuhan-nya. Namun mengambil tindakan pintas seperti mengakhiri hidup itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Berjuanglah untuk mendapatkan cita-cita Indonesia dan harapan setiap orang tua dan guru kita. Mari bersatu dan maju untuk membangun Indonesia lebih baik lagi.

*Tulisan ini untuk memenuhi tugas UTS MK. PJDK yang diampu oleh Romadhon, A.Ma.Pd., S.Pd., M.Pd

0 komentar:

Posting Komentar